Abdul Bahri mengatakan, rumahnya berhadapan langsung dengan lubang batubara yang terbakar sehingga asap dan debu sepanjang hari masuk ke rumah.
"Kasihan anak-anak dan orang tua. Saya dan istri terpaksa mengungsi terpisah. Saya di tempat saudara, sedangkan istri dan anak-anak di tempat saudaranya,” kata Abdul Bahri saat dikonfirmasi Sabtu (4/11/2023) petang.
Chandra warga Desa Bukit Mulya yang berdekatan dengan rumah Abdul Bahri juga mengaku setiap malam mengungsi ke rumah kerabat yang jauh dari jangkauan asap batubara terbakar.
“Saya tidak ingin mengambil resiko kesehatan anak kami, terpaksa setiap malam kami meninggalkan rumah untuk tidur di rumah kakak,” ujar Chandra.
Selain mengeluarkan bau asap yang menyengat pada siang dan malam hari, pada malam hari lebih mencekam lagi. Batubara yang terbakar itu seperti lava pijar keluar dari dalam perut gunung meletus.
“Kalau malam hari sangat mengerikan. Seperti neraka, warna merah menyebar di dalam lubang tambang yang batubaranya sedang terbakar,” kata Chandra.
Editor : Agus Warsudi
batubara tambang batubara dampak kebakaran Kasus kebakaran kebakaran Bupati Tanah Laut di tanah laut kabupaten tanah laut tanah laut Pj Bupati Tanah Laut
Artikel Terkait