"Para pedagang musiman ini menghabiskan dana lebih dari Rp1.500.000 untuk mencapai Kota Pelaihari dari Garut. Selain itu, para pedagang dari Garut harus mengeluarkan biaya sewa rumah untuk mereka beristirahat selama di Tanah Laut. artinya untuk pulang pergi dari Garut ke Pelaihari, harus menyiapkan dana mencapai Rpp3.000.000 per orang," ujar Syarifudin.
Para pedagang bendera asal Garut, tutur Syarifudin, datang ke beberapa kota di Kalsel sekitar 25 Juli. Biasanya kembali ke kampung halaman di Garut pada 15 atau 16 Agustus. Sisa dagangan yang belum terjual disimpan di gudang yang sengaja mereka sewa.
"Penjual umbul-umbul yang menggelar dagangan di Pelaihari biasanya pertengahan Juli dan awal Agustus, sudah ramai pembeli. Namun memasuki minggu pertama Agustus masih sepi," tutur Syarifudin.
Kondisi itu dibenarkan oleh Syarif, pedagang bendera asal Garut lainnya. Dibandingkan tahun lalu, omzet menurun. Jumlah pedagang bendera asal Garut jauh lebih banyak mencapai 30 orang dibanding sebelumnya hanya belasan orang. "Tapi alhamdulillah masih mendapatkan hasil," kata Syarif.
Editor : Agus Warsudi
bendera bendera indonesia bendera merah putih bendera RI pedagang bendera garut kabupaten garut kalimantan selatan kabupaten tanah laut tanah laut
Artikel Terkait