TANAH LAUT, iNews.id - Puluhan warga dari Kabupaten Garut, Jawa Barat setiap tahun datang ke beberapa kota di Kalimantan Selatan (Kalsel). Mereka mengais rezeki dengan berdagang bendera dan pernak-pernik Agustus-an atau HUT Kemerdekaan RI.
Salah satu kota yang menjadi tujuan mereka berdagang adalah Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, Kalsel.
Sejak mereka datang pada 1 Agustus 2023, pemandangan beberapa ruas jalan di dalam Kota Pelaihari menjadi tampak berbeda. Berbagai umbul-umbul merah putih terpasang di masing-masing rukun tetangga (RT).
Seperti terlihat di kawasan Jalan KH Mansyur, Balirejo dan Jalan Ahmad Yani sampai pelosok perdesaan. Umbul-umbul untuk menyemarakan HUT ke-78 Kemerdekaan RI itu dibeli warga Tanah Laut dari para pedagang asal Garut.
Syarifudin pedagang bendera asal Garut mengatakan, sekitar 30 orang dari Garut sengaja datang ke Kalsel setiap tahun menjelang HUT Kemerdekaan RI. Mereka mengais rezeki dengan berdagang bendera. "Mereka memajang dagangan di beberapa jalan utama dalam kota Pelaihari," kata Syarifudin.
Para pedagang asal Garut, ujar Syarifudin, menjual pernak-pernik hiasan 17-an, seperti bendera merah putih berbagai ukuran dari harga Rp10.000 sampai Rp150.000 per buah. Banner atau back ground dijual mulai Rp250.000 sampai Rp400.000 per buah. Sedangkan umbul-umbul Rp40.000-Rp50.000 per buah.
"Para pedagang musiman ini menghabiskan dana lebih dari Rp1.500.000 untuk mencapai Kota Pelaihari dari Garut. Selain itu, para pedagang dari Garut harus mengeluarkan biaya sewa rumah untuk mereka beristirahat selama di Tanah Laut. artinya untuk pulang pergi dari Garut ke Pelaihari, harus menyiapkan dana mencapai Rpp3.000.000 per orang," ujar Syarifudin.
Para pedagang bendera asal Garut, tutur Syarifudin, datang ke beberapa kota di Kalsel sekitar 25 Juli. Biasanya kembali ke kampung halaman di Garut pada 15 atau 16 Agustus. Sisa dagangan yang belum terjual disimpan di gudang yang sengaja mereka sewa.
"Penjual umbul-umbul yang menggelar dagangan di Pelaihari biasanya pertengahan Juli dan awal Agustus, sudah ramai pembeli. Namun memasuki minggu pertama Agustus masih sepi," tutur Syarifudin.
Kondisi itu dibenarkan oleh Syarif, pedagang bendera asal Garut lainnya. Dibandingkan tahun lalu, omzet menurun. Jumlah pedagang bendera asal Garut jauh lebih banyak mencapai 30 orang dibanding sebelumnya hanya belasan orang. "Tapi alhamdulillah masih mendapatkan hasil," kata Syarif.
Editor : Agus Warsudi
bendera bendera indonesia bendera merah putih bendera RI pedagang bendera garut kabupaten garut kalimantan selatan kabupaten tanah laut tanah laut
Artikel Terkait