7. Bekantan
Perut buncit, rambut cokelat kemerahan serta hidung besar yang panjang menjadi ciri khas satwa asli Pulau Borneo ini. Bekantan (Nasalis Larvatus) menjadi maskot provinsi Kalimantan Selatan.
Bekantan dikategorikan sebagai hewan dengan status konservasi “terancam” oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN) Redlist. BPS mencatat populasi Bekantan pada 2017 sebanyak 1.365 ekor.
8. Komodo
Merupakan satwa endemik Indonesia yang menempati Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur. Komodo diklaim sebagai kadal terbesar dan tertinggi di dunia.
IUCN memasukkan komodo dalam kategori satwa yang terancam punah. Berdasarkan catatan BPS, populasi komodo pada 2017 sebanyak 5.954 ekor. Lebih banyak peningkatan dibandingkan 2015 yang hanya 6 ekor saja.
9. Jalak Bali
BPS mencatat jumlah burung jalak Bali pada 2015 hanya 7 ekor. Kemudian melalui upaya konservasi, pada 2017 terhitung sebanyak 39 ekor. Hingga kini terus bertambah hingga lebih dari 300 ekor.
Jalak bali (Leucopsar rothschildi) merupakan maskot Bali sejak 1991. Ciri khas burung ini adalah memiliki jambul kepala berwarna putih. Hampir seluruh tubuh burung ini berwarna dominan putih dengan sedikit corak hitam di bagian sayap dan ekor.
Burung jalak Bali menghuni kawasan Taman Nasional Bali Barat (TNBB), di bagian wilayah Semenanjung Tanjung Gelap Pahlengkong dan Prapat Agung.
10. Maleo
Merupakan burung asal Pulau Sulawesi yang memiliki kepala ukuran kecil, bulu berwarna hitam atau coklat, dan kaki besar nan kuat. Burung Maleo (Macrocephalon maleo) bertelur mengandalkan tanah atau pantai pasir yang hangat.
Status satwa ini terancam punah (endangered) karena berkurangnya habitat dan perburuan. Salah satu habitat aman yang dihuni maleo adalah Taman Nasional Bogani Nani Wartabone.
Menurut data BPS, populasi burung maleo pada 2015 sebanyak 446 ekor. Sementara itu, pada 2016 sebanyak 557 ekor dan pada 2017 sebanyak 1.204 ekor.
Itulah deretan hewan langka di Indonesia yang terancam punah. Sudah sepatutnya kita membantu pemerintah untuk menjaga habitat para satwa dan menghentikan perburuan liar. Semoga dapat menambah pengetahuan.
Editor : Kurnia Illahi
Artikel Terkait