get app
inews
Aa Text
Read Next : Wanita WNA China Mengamuk Usai Tabrak Pemotor hingga Tewas di Semarang

Kisah Ulama Besar Ubah Bongkahan Batu Jadi Emas Buat Pasukan Belanda Bengong 

Jumat, 11 Maret 2022 - 16:08:00 WITA
Kisah Ulama Besar Ubah Bongkahan Batu Jadi Emas Buat Pasukan Belanda Bengong 
Kiai Sholeh Darat, ulama besar Semarang yang mampu ubah batu jadi emas (Foto: Ist)

Yang kedua, kata Wakil Ketua Komunitas Pecinta Kiai Sholeh Darat (Kopi Soda) Semarang itu, menyebut Kiai Sholeh Darat dikenal dengan komitmennya untuk membangun nalar Nusantara karena pada waktu itu ikut ayahnya berjuang menghadapi Belanda. Hal ini menunjukkan kecintaannya kepada Nusantara dengan benci kepada penjajah Belanda. 

Bahkan, beliau menulis sebuah kitab yang salah satu dari isinya "Barang Siapa meniru gaya-gaya Belanda, maka orang itu sama dengan mereka (Belanda), termasuk memakai sesuatu benda seperti Belanda, misalnya celana, topi, dan dasi. Beliau menjelaskan hal tersebut di Kitab Majmu'at asy -Syariah Al Kafiyah li al Awam,". 

Menurut M Rizka, hal tersebut bisa menumbuhkan kecintaan dan mendorong jiwa kebangsaan membuat masyarakat beragama dengan baik, termasuk menerjemahkan Alquran sesuai visi dan misi kebangsaan. 

Tak salah dengan ilmu yang dimilikinya yang telah melahirkan tokoh besar seperti pendiri NU Kiai Hasyim Asyari (1926), yang menjadi muridnya sekitar tahun 1890. Selain itu, tokoh Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan (1912 ) juga pernah mengaji pada Kiai Sholeh Darat.

Bahkan, RA Kartini juga terpoleskan ilmunya saat mengaji di Pendopo Kabupaten Demak. Sementara jejak Kiai Sholeh Darat pada saat menuntut ilmu ada di beberapa tempat, termasuk di Mekkah. Seperti di Jepara tempat kelahirannya, Kudus, Purworejo, Kaliwungu, dan Semarang yang dulunya sebuah langgar untuk mengajar sekaligus sebagai rumah di Dadapsari, Semarang Utara, saat ini menjadi masjid Sholeh Darat. 

Dalam sejarahnya, Kiai Umar termasuk panglima perang dari pasukan Pangeran Diponegoro untuk wilayah Semarang dan sekitarnya. Kiai Umar bukan saja mengaji dengan para santrinya, tetapi juga mengangkat senjata untuk mengusir penjajah yang menyengsarakan rakyat Nusantara.

Begitupun darah perjuangan Kiai Umar juga mengalir dalam diri Kiai Sholeh Darat. Mengajar santri tetap istiqomah, tetapi pergerakan melawan penjajah tidak pernah ditinggalkan. Terbukti santri-santrinya seperti KH Hasyim Asy’ari juga sangat gigih dalam melawan penjajah, bahkan sampai masuk penjara. 

Kiai Sholeh Darat bukan saja mengajarkan santrinya ilmu agama, tetapi juga ilmu perjuangan yang sudah mengalir dalam dirinya dari sang ayah, Kiai Umar. Kiai Sholeh Darat Semarang merupakan sosok ulama’ besar pada abad ke-19. Murid-muridnya menjadi ulama besar yang sangat berpengaruh dalam gerak sejarah NKRI. 

Etos dan semangat Kiai Sholeh Darat dalam pendidikan sangat besar, sebesar perjuangannya dalam melawan penjajah. Murid-murid Kiai Sholeh Darat akhirnya berjuang dengan lahir batin untuk lahirnya negara bernama Indonesia ini. Para ulama abad ke-19 memang mempunyai darah perjuangan sangat besar yang terilhami dari Pangeran Diponegoro. 

Walaupun akhirnya kalah dalam Perang Jawa, 1825-1830, tetapi semangat perjuangan yang dialirkan Pangeran Diponegoro tidak pernah kalah sedikitpun dari para laskar perjuangan yang pernah bersamanya, termasuk Kiai Umar Semarang. Makanya, suatu ketika Kiai Sholeh Darat akan diberi hadiah banyak harta benda oleh Belanda.

Editor: Nani Suherni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut