Pelajar di Desa Pipitak Jaya Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan belajar di sebuah pondok di atas bukit untuk sekolah daring. (Foto: Antara/Muhammad Fauzi Fadilah)

Pernyataan itu senada dengan pelajar lain Ahmad Faqih (16) murid kelas X di SMKN 1 Tapin Selatan jurusan perikanan dan Muhammad Aria (14) murid kelas IX di SMPN 1 Piani.

Banyak pelajaran yang diberikan sekolah tidak dapat dipahami dengan metode belajar daring seperti saat ini. Dengan gaya pembelajaran seperti cepat mendatangkan kejenuhan.

Ketiga pelajar itu mengaku sangat menginginkan belajar tatap muka dengan guru dan bergaul bersama kawan sesama pelajar di sekolah. Dalam lima hari untuk belajar daring rata-rata para pelajar memerlukan paket internet Telkomsel sebanyak dua GB seharga Rp15.000, untuk mengirim tugas, belajar di YouTube dan jelajah web.

Sementara Camat Piani Arie Wijaya mengungkap sinyal itu didapat dari pemancar milik Telkomsel di sekitar kecamatan yang berjarak sekitar tiga kilometer dari tempat pelajar itu mendapatkan sinyal.

"Dari delapan desa ada lima desa yang full blank spot (tidak ada sinyal), tiga desa lainnya sebagian ada yang kena sinyal, tidak merata," ujarnya.

Di lokasi dataran tinggi itu, ada tiga titik dengan zonasi kecil yang sering di tempati pelajar maupun masyarakat umum untuk mendapatkan sinyal, di Desa Batu Ampar dan Pipitak Jaya.

Secara geografis kecamatan seluas 190,08 persegi itu memiliki ketinggian rata rata 25-200 meter di atas permukaan laut (MDPL).


Editor : Nani Suherni

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network