Akan tetapi memang tidak pernah lagi ada yang menemukan seperti Intan Trisakti. Pernah ada ditemukan intan terbesar kedua sekitar tahun 1985-an, beratnya sekitar 65 kerat diberi nama Si Galuh.
Intan terbesar kedua tersebut ditemukan di lubang yang sama ditemukannya Intan Trisakti. Penemuan intan-intan yang bernilai fantastis ini terus terjadi. Begitu pula intan-intan dengan ukuran kerat berbeda, juga terus ditemukan, seakan tidak ada habisnya di wilayah tersebut. Dari yang cukup besar antara 20-15 kerat hingga intan terkecil disebutnya intan hantakan.
Perhitungannya, berat lima kerat intan sama dengan satu gram emas. Namun, soal harga bisa melebihi harga emas, sebab warna intan bisa menaikkan harga jual batu mulia ini.
Menurut Arkani, intan merah merupakan yang paling mahal harganya. Namun yang sering ditemukan hanya intan warna putih terang dan warna kekuningan.
Menurut pengalamannya bertahun-tahun bergelut dalam pencarian intan di wilayah ini, ada 12 warna intan ditemukan di wilayah Pendulangan Intan Tradisional Cempaka ini. Disebutnya juga intan dari tanah Cempaka sama baiknya dengan intan Afrika, bahkan disebutkan lebih baik lagi.
Nama Desa Pumpung Cempaka sebagai daerah ditemukan batu mulia Intan Trisakti menggema hingga ke seluruh dunia. Hingga akhirnya daerah tersebut masuk menjadi tujuan wisata nasional yang sering dikunjungi turis mancanegara.
Untuk mendukung dan menambah pengetahuan para pelancong terhadap objek wisata yang sudah menjadi situs Geopark Meratus tersebut, Pemprov Kalsel dengan BP Geopark Meratus membangun museum pengetahuan di lokasi itu.
Wakil Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pendulangan Intan Tradisional Cempaka Desa Pumpung, Arkani, menyatakan warga Desa Pumpung mendukung ditetapkannya Pendulangan Intan Tradisional Cempaka sebagai situs Geopark Meratus. Pengembangan pariwisata daerah tersebut, yang merupakan bagian Situs Geopark Meratus, saat ini masih terus dilakukan agak kelak menjadi wisata kelas dunia.
Editor : Nani Suherni
Artikel Terkait