Cerita besarnya pertanian lada di daerah ini tergambar dalam beberapa hal, salah satunya sebagai penyebab perang Banjir pada 1856 sampai 1862.
"Setelah perang itu, penanaman lada menurun di wilayah kerajaan Banjar, namun tetap ada hingga kini," ujarnya.
Ikhsan juga menyebutkan, terkenalnya pertanian lada di daerah ini juga diabadikan pada kuliner khas Banjar, seperti soto Banjar yang salah satu rempahnya adalah lada.
"Motif khas kain batik daerah kita, yakni, Sasirangan juga ada kaitan dengan lada, nama motifnya 'ramak sahang'," ujarnya.
"Bahkan dalam ungkapan dalam peribahasa Banjar ada disebutkan kasasahangan atau keinginan yang luar biasa," katanya.
Menurut Ikhsan, KRI Dewaruci saat datang nantinya ke Banjarmasin akan membawa tim yang mengunjungi pusat-pusat peradaban jalur rempah Nusantara di kota ini.
Dia mengutarakan harapannya agar dengan kehadiran pelayaran KRI Dewaruci ini akan dapat membuka pemahaman kepada beragam pihak bahwa daerah ini dulunya adalah salah satu penghasil rempah yang luar biasa di Indonesia.
"Selain itu imbasnya ini juga meningkatkan kepariwisataan daerah, karena sumber daya alam yang luar biasa kaya di daerah ini," ucapnya.
Editor : Nani Suherni
Artikel Terkait