Selain memamerkan parang, pihaknya juga melakukan beberapa kegiatan yaitu digelar diskusi tentang parang, wafak, kemudian lintasan sejarah industri seni tempa di Kalsel, maturi dahar, pandai besi dan pengumpangan serta silaturahmi wasi pusaka Banua dan Basumpit.
Lebih lanjut, Kepala Seksi Cagar Budaya dan Permuseuman, Arry Risfansyah menambahkan di dalam kegiatan diskusi tentang parang dan wafak, pihaknya mengundang para siswa dari Sekolah Menengah Atas (SMA) Perguruan tinggi yang ada di kota Banjarmasin.
“Kami sengaja mengundang para generasi muda agar mereka mengetahui sejarah dan asal mula parang, wafak dan lintasan sejarah industri seni tempa,” katanya.
Editor : Nani Suherni
Artikel Terkait