Sosok Guru Khalil Mantan Bupati Banjar, Kiai Khos dan Rais Syuriah PBNU
JAKARTA, iNews.id - Innalillahi wa inna ilaihi raaji'un. Warga Nahdlatul Ulama dan masyarakat Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan kehilangan atas wafatnya ulama sekaligus umara KH Khalilurrahman yang akrab disapa Guru Khalil.
Mantan Bupati Banjar itu meninggal dunia, Minggu (25/7/2021) setelah empat hari dirawat di rumah sakit sejak Kamis (22/7/2021).
"Beliau sudah sakit sejak hari Kamis lalu dan pagi ini meninggal dunia sekitar pukul 09.45 WITA," ujar Kepala Seksi Pengelola Media dan Informasi Pelayanan Publik Dinas Kominfostandi M Hamdani, Minggu (25/7/2021).
Dikutip dari laman dakwahnu.id, Guru Khalil merupakan Bupati Banjar periode 2016-2021. Bupati Banjar ke-17 ini lahir di Martapura, pada 10 Desember 1945, meninggalkan satu istri dan sembilan anak.
Guru Kholil merupakan salah satu ulama khos NU dan menjabat Rais Syuriah PBNU. Guru Khalil juga merupakan pimpinan ke-9 Pondok Pesantren Darussalam, lembaga Pendidikan Islam yang mahsyur di Banua. Guru Kholil termasuk tim Ahlul hal Wal Aqdi (AHWA) yang turut menentukan pemimpin tertinggi NU pada Muktamar ke-33 NU di Jombang, 2015 lalu.
Tim AHWA berjumlah sembilan kiai khos yakni, KH Ma'ruf Amin (Jakarta), KH Nawawi Abdul Jalil (Pasuruan, Jawa Timur), TGH Turmudzi Badruddin (NTB), KH Khalilurrahman (Martapura, Kalimantan Selatan), KH Dimyati Rais (Jawa Tengah), KH Ali Akbar Marbun (Sumatra Utara), KH Maimoen Zubeir (Jawa Tengah), KH Makhtum Hannan (Jawa Barat), KH Mas Subadar (Pasuruan Jawa Timur).
Almarhum Guru Kholil adalah putra dari seorang yang sangat alim, yakni KH Salim Ma’ruf. Mertuanya, KH Anang Sya'rani juga merupakan salah satu ulama hadits terkenal di Indonesia yang diberi Al Muhaddits.
Selain menjadi panutan di bidang agama, Guru Khalil juga sudah lama berkecimpung di bidang politik, seperti menjadi anggota DPRD Banjar dari tahun 1982–1992, kemudian menjadi wakil rakyat di Senayan di periode 1999–2004.
Rencananya, jenazah almarhum disholatkan di Masjid Al Karomah Martapura kemudian dimakamkan di permakaman keluarga di Desa Pekauman setelah shalat Ashar.
Editor: Kastolani Marzuki