Sales Minyak Goreng Mendadak Hilang, Pedagang Eceran: Kami Terpaksa Beli ke Grosir

Padahal sebelumnya sales-sales tersebut menurut Latifah sering mendatangi kiosnya untuk menawarkan sembako, termasuk minyak goreng, namun sejak sebulan terakhir mereka tidak datang.
“Kalau kami beli di grosir yang ada di Kota Pelaihari, tentunya kami tidak mungkin menjual dengan harga sama,” ujar Latifah yang mengaku kehilangan langganan yang biasa membeli minyak goreng di kiosnya.
Dani salah seorang pengecer sembako lainnya juga mengakui sulitnya mendapatkan minyak goreng dari produsen, Dani mengaku menjual minyak goreng premium Rp18.000 sampai Rp20.000 per liter.
“Saya menjual kembali di atas harga HET, karena sulit mendapatkannya, karena di grosir harga sudah Rp14.000,” kata Dani.
Dani mengatakan saat ini grosir mewajibkan pengecer sembako untuk membeli satu sak gula untuk mendapatkan dua karton minyak goreng.
Belum amannya distribusi minyak goreng di Kota Pelaihari dan sekitarnya ditunjukan Pia, seorang pemilik warung makan di kawasan Jalan KH Mansyur Pelaihari.
“Bingung katanya harga minyak goreng murah, tetapi kenyataannya mengalami kekosongan di pasar,” kata Pia.
Dia juga sudah mendatangi mini market modern yang tersebar di beberapa sudut kota Pelaihari, ternyata juga mengalami kekosongan.
“Kalau pun ada jumlahnya tidak banyak, datang pagi, siang sudah kosong lagi, dan pembeli hanya dijatah 1 bungkus isi 2 liter,” ucap Pia.
Editor: Nani Suherni