get app
inews
Aa Text
Read Next : Polisi Ungkap Pembunuhan Sadis di Surabaya, Potongan Tubuh Korban Ditemukan di Lemari

Pertama di Dunia, Perempuan Ini Sandang Gelar Doktor Konservasi Bekantan

Kamis, 19 Januari 2023 - 09:18:00 WITA
Pertama di Dunia, Perempuan Ini Sandang Gelar Doktor Konservasi Bekantan
Amalia Rezeki bersama Wakil Direktur Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Pascasarjana ULM Prof. Agung Nugroho (kiri) dan Koordinator Program Studi Doktor Prof. Akhmad R. Saidy (kanan). (Foto: Antara/Firman)

BANJARMASIN, iNews.id - Nama Amalia Rezeki menjadi perempuan pertama di dunia yang menyandang gelar Doktor Konservasi Bekantan. Amel mengikuti ujian akhir studi S3 Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat (ULM) dengan predikat lulus dengan sangat memuaskan.

Disertasinya berjudul “Strategi Pengelolaan Habitat Bekantan di Luar Kawasan Konservasi dalam Upaya Konservasi Bekantan (Nasalis larvatus). (Studi Kasus Pengelolaan Habitat Bekantan di Kawasan Stasiun Riset Bekantan Pulau Curiak, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan).

Amel, sapaan akrab pendiri Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI), baru saja meraih gelar doktor di bidang konservasi bekantan di 

"Alhamdulillah, gelar doktor ini saya persembahkan untuk semua orang yang peduli terhadap pelestarian bekantan dan habitatnya," kata Amel, Rabu (18/1/2023).

Sejak 2016, dosen Pendidikan Biologi FKIP ULM ini mendedikasikan hidupnya untuk upaya penyelamatan bekantan yang berstatus terancam punah Endangered oleh organisasi perlindungan lingkungan terbesar di dunia yaitu International Union for Conservation of Nature (IUCN) dan termasuk satwa dilindungi Pemerintah RI.

Berawal ketika menemukan Pulau Curiak yang dihuni sekitar 14 individu bekantan hingga Amel tertarik untuk melakukan penelitian di pulau kecil yang waktu itu hanya seluas 2,7 hektare. Penelitian pertamanya tentang struktur populasi bekantan yang dia lakukan bersama tim riset SBI.

Amel sadar bahwa bekantan dan habitatnya yang berada dekat dengan area pemukiman, pertanian pasang surut, kawasan industri, serta jalur sungai Barito dan sangat padat itu, kondisinya sangat mengancam keberadaan maskot fauna Kalimantan Selatan tersebut.

Untuk itulah bersama tim SBI dia memutuskan menyelamatkan bekantan dan habitatnya di kawasan Pulau Curiak yang terdesak oleh pembangunan melalui sejumlah langkah konkret.

Langkah pertama dia bergerak untuk menyelamatkan kawasan yang tersisa dengan cara membeli kembali lahan di sekitar pulau tersebut untuk dilakukan restorasi dengan ditanami pohon mangrove rambai yang merupakan vegetasi bakau utama dan pakan utama bekantan.

Meski begitu, program yang dilakukan tidak mudah karena membutuhkan dana besar, sedangkan ia sendiri hanya seorang dosen muda, serta teman-temannya satu tim kebanyakan masih mahasiswa waktu itu.

Editor: Nani Suherni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut