BANJARMASIN, iNews.id - Permintaan gula justu meningkat selama banjir di Kalimatan Selatan (Kalsel). Tercatat peningkatan lebih dari 2.000 ton per bulan saat banjir melanda.
"Kalau biasa itu kan konsumsi gula di provinsi ini sekitar 2.000 ton per bulannya, saat banjir ini makin banyak," ujar Ketua Asosiasi Gula Bersatu Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) Aftahuddin, Senin (8/2/2021).
16 Hari Bantu Tangani Banjir Kalsel, Satgas TNI AD Akhiri Tugas Kemanusiaan
Permintaan komoditas gula tersebut, papar Aftahuddin yang juga menjadi Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Perusahaan Jasa Boga Indonesia (DPP APJI) tersebut, karena banyak untuk disumbangkan.
"Jadi banyak donatur yang sumbang sembako juga gula bagi warga terdampak banjir di provinsi ini," ucapnya.
Kunjungi Korban Banjir Kalsel, Komisi III DPR: Petugas Harus Rajin Cek Kesehatan Warga
Menurutnya, konsumsi gula di provinsi ini memang luar biasa besar di provinsi dengan penduduk yang hanya 4,5 juta jiwa.
"Jadi bukan minum gula, tapi makan gula," ujarnya.
Banjir Kalsel Mulai Surut, Danrem Antasari: Kasus Covid-19 Masih Tinggi
Meski permintaan gula cukup tinggi belakang ini, menurut Aftahuddin, stok gula mencukupi, bahkan harganya tidak melambung. Harga gula tidak begitu terpengaruh meski ada gangguan distribusi akibat banjir.
"Ya paling Rp13.000 per kilogramnya, tidak sampai seperti dulu ada sampai Rp18.000 per kilogramnya," kata Aftahuddin.
Dia mengatakan distribusi gula dari Pulau Jawa ke Kalimantan Selatan ini tidak ada kendala.
"Jadi kita jamin stok gula aman di daerah kita, demikian juga untuk gula rafinasi bagi Usaha Kecil Menengah (UKM)," tuturnya.
Editor: Nani Suherni