Konflik dengan Manusia, 8 Bekantan di Batola Diungsikan ke Pulau Kaget
BANJARMASIN, iNews.id - Delapan ekor bekantan berhasil dilepasliarkan Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Kalimantan Selatan Rabu (10/5/2023). Delapan bekantan ini merupakan korban konflik dengan manusia di Kecamatan Tamban, Kabupaten Barito Kuala (Batola).
Primata berhidung panjang atau pemilik nama latin Nasalis Larvatus itu terdiri dari dua bekantan dewasa dan enam anak bekantan. Mereka dilepasliarkan di habitat alami di kawasan Suaka Margasatwa (SM) Pulau Kaget yang masuk wilayah admistrasi Kecamatan Tabunganen, Barito Kuala.
Kepala BKSDA Kalsel mengatakan, sepanjang tahun 2022 ada 41 konflik bekantan yang masuk ke BKSDA. Konflik tersebut tidak terlepas dari alih fungsi kawasan hutan. Di mana habitat bekantan menjadi peruntukan lain hingga ruang gerak mereka bersinggungan dengan aktivitas manusia.
Berdasarkan data dari BKSDA Kalsel saat ini terdapat sekitar 3.508 ekor bekantan di Kalsel, 60 sampai 70 persen masih bertahan hidup di luar kawasan suaka margasatwa seperti di Desa Panjaratan dan Desa Sungai Riam, Kecamatan Pelaihari, Desa Pagatan Besar dan Tabanio, Kecamatan Takisung, Serta Desa Tanjung Dewa, Kecamatan Panyipatan.
Untuk menyelamatkan delapan bekantan tersebut BKSDA melepasliarkannya di SM Pulau Kaget yang memiliki luas 63,60 hektar, mereka bergabung dengan 90 bekantan lainnya yang sudah ada. Pulau yang berada dekat dengan muara Sungai Barito itu memiliki ekosistem yang sesuai dengan habitat bekantan, banyak terdapat pohon rambai atau Sonneratia caseolaris, Pohon Kabuau dan lain-lain.
Dia juga menjelaskan bekantan jadi jadi maskot Provinsi Kalsel merupakan satwa endemik Borneo yang dilindungi Undang-Undang. Keberadaan bekantan di Kalimantan Selatan, 60-70 persen berada di luar Kawasan konservasi, sehingga habitatnya rentan untuk berubah fungsi menjadi peruntukan lain.
“Untuk itu diperlukan keterlibatan multi pihak guna mendukung program konservasi satwa dilindungi ini. Apalagi bekantan menjadi salah satu dari 25 satwa prioritas nasional yang rutin dipantau dan ditargetkan meningkat populasinya sebesar 2 persen,” kata Kepala BKSDA Kalsel usai pelepasliaran.
Editor: Nani Suherni