Kementan Optimalisasi Lahan Rawa untuk Tingkatkan Produksi Pangan, Petani Sumringah

Sementara itu, Ani Susilawati menjelaskan lahan rawa ada 2 yaitu pasang surut dan lebak. Penyuluh Ahli Madya ini menjelaskan proses budidaya lahan rawa terpadu perlu beberapa hal di antaranya, pengelolaan air, persiapan dan penataan lahan, pupuk dan pembenah tanah, varietas dan cara tanam, pengendalian OPT, terakhir panen dan pasca panen.
“Lahan rawa itu adalah raksasa tidur, lahan rawa ke depan adalah menjadi tumpuan serta menjadi harapan bagi kita semua dalam peningkatan produksi, seperti padi," ujarnya.
Sementara itu, Ma’rof Al Furqan seorang petani muda dari Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar menjelaskan salah satu usahanya ialah budidaya cabai dan padi di lahan rawa. Dia menyebut pemanfaatkan lahan rawa lebih menguntungkan dan efektif.
Dia mengelola 1,5 hektare dengan populasi cabai 7.000 dan tanaman padi di sekitar bedengan cabai. Melalui usahanya ini dia dapat meraup omset 100 sd 250 juta per tahun.
Terakhir Kepala Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan) Idha Widi Arshanti menjelaskan potensi lahan rawa sekitar 33 juta hektar di Indonesia sangat besar. Saat ini Kementan menerjunkan petani-petani milenial dengan menejurkan alumni-alumni SMK-PP, Polbangtan dan PEPI.
"Harapannya petani-petani milenial ini juga dapat membentuk korporasi. Selain itu juga petani milenial untuk bergabung dalam perkumpulan petani milenial, disana kita saling berbagi, berpatisipasi, dan melihat apa yang sedang trending saat ini," ujarnya.
Editor: Ibnu Hariyanto