get app
inews
Aa Text
Read Next : Kreasi Literasi Digital Bawa Kalsel Raih Penghargaan KIM Terkreatif 2025

Epidemiolog Minta Warga Kalsel Waspadai Covid Varian Delta, Ini Bahayanya

Senin, 21 Juni 2021 - 05:31:00 WITA
Epidemiolog Minta Warga Kalsel Waspadai Covid Varian Delta, Ini Bahayanya
Dinkes Banjarmasin akan menambah tempat tidur di RS Sultan Suriansyah untuk menghadapi lonakan kasus Covid-19. (Foto: Antara)

BANJARMASIN, iNews.id - Masyarakat Kalimantan Selatan (Kalsel) diminta mewaspadai penyebaran Covid-19 varian Delta dari mobilitas masyarakat Pulau Jawa.

Potensi varian Delta untuk menyebar sangat besar, karena tingginya mobilitas masyarakat dari Pulau Jawa ke Pulau Kalimantan termasuk Kalimantan Selatan. 

Epidemiologi dan Kesehatan Masyarakat dari Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Rudi Fakhriadi mengatakan, kemunculan Covid varian Delta tak bisa disepelekan mengingat keganasannya dalam penularan lebih tinggi dari Covid-19 biasa.

“Varian Delta atau istilah lainnya adalah B.1.617.2 merupakan mutasi ganda dari Covid-19 varian India yaitu B.1.617. Varian ini lebih menular karena virus dapat menurunkan imunitas seseoarang,” katanya, Minggu (20/6/2021).

Mengutip penelitian Chang Liu dan kawan-kawan, kata dia, menunjukkan varian Delta dapat menurunkan imunitas pada orang yang telah divaksin, orang yang baru sembuh dan orang yang mendapatkan terapi plasma kovalesens.

Karena penurunan imunitas inilah yang menyebabkan orang yang terinfeksi varian Delta menunjukkan gejala lebih parah, sehingga perlu penanganan rumah sakit.

Menurut Public Eealth England, kata dia, pasien yang terinfeksi varian Delta berisiko 2,61 kali untuk dirawat inap di rumah sakit dan 1,67 kali untuk mengalami pemburukan, sehingga memerlukan penanganan darurat.

"Hal ini terbukti dengan meningkatnya BOR ruang rawat inap Covid-19 dan ICU pada daerah yang ditemukan varian Delta seperti Jakarta dan Jawa Tengah," beber anggota Tim Pakar ULM untuk Percepatan Penanganan Covid-19 itu.

Adapun kenaikan kasus Covid-19 yang selalu melewati angka 12.000 kasus dalam tiga hari terakhir di Indonesia, tambah dia, menunjukkan terjadinya peningkatan penularan di masyarakat yang salah satunya dipicu menyebarnya varian baru Covid-19, khususnya varian Delta.

"Hingga saat ini tidak ada obat yang bisa menyembuhkan Covid-19 selain ikhtiar vaksinasi untuk menurunkan risiko munculnya gejala berat dan mencegah perburukan kondisi," katanya.

Editor: Kastolani Marzuki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut