Belasan Ton Ikan Keramba di Banjar Mati, Pembudi Daya Rugi hingga Ratusan Juta

MARTAPURA, iNews.id - Belasan ton ikan keramba di Desa Mali-Mali Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel) mati. Pembudi daya pun mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah.
Sekretaris Desa Mali-Mali Fazriannur mengatakan, penyebab kematian ikan keramba jenis nila dan mas diduga akibat kondisi air bendungan Karang Intan yang surut karena kemarau.
"Penyebab matinya belasan ton ikan di dalam keramba diduga akibat air bendungan Riam Kanan menyurut sehingga mengalami perubahan warna dan kurang oksigen hingga ikan-ikannya mati," ujar Fazriannur, Senin (5/6/2023).
Menurut Fazriannur, belasan ton ikan yang mati itu berasal dari 150 lebih Keramba Jaring Apung (KJA) milik sejumlah pembudi daya yang cukup lama menjalankan usahanya dengan memanfaatkan air bendungan. Fazriannur menuturkan, penurunan air bendungan Riam Kanan terjadi sejak lima hari lalu seiring cuaca yang panas dan kering tanpa adanya hujan disusul perubahan warna air yang kekurangan oksigen.
"Kurang maksimalnya aliran air dari Bendungan Karang Intan memang biasa terjadi saat musim kemarau dan karena perubahan air akibat kurangnya oksigen membuat ikan mati sejak tiga hari lalu," ucapnya.
Dikatakan Fazriannur, pihaknya sudah melaporkan kematian ikan keramba yang jumlahnya mencapai belasan ton ke dinas terkait. Dia mengharapkan laporan itu direspons dan ditindaklanjuti penanganannya.
Fazriannur mengakui, kematian ikan keramba yang jumlahnya sangat banyak itu selalu terjadi saat musim kemarau sehingga pembudi daya mengalami kerugian yang mencapai puluhan hingga ratusan juta.
"Pembudi daya berharap debit air yang berasal dari bendungan Riam Kanan bisa ditinggikan terutama di musim kemarau sehingga tidak surut dan berdampak pada kondisi air yang kurang oksigen," ucapnya.
Ditambahkan, langkah mitigasi atau penanggulangan dilakukan dengan membuat sumur untuk menampung ikan saat kemarau karena pasokan air dari bendungan Riam Kanan terbagi dengan air untuk irigasi.
Editor: Nani Suherni