“Sementara purun yang merupakan bahan baku anyaman tikar atau kampil adalah usaha rumah tangga yang mampu menahan ekonomi keluarga di masa sulit,” bebernya.
Pria yang juga pakar Antropologi Masyarakat Universitas Lambung Mangkurat (ULM) ini melanjutkan, aktivitas ekonomi penduduk Desa Jambu Baru telah menciptakan keberlangsungan hidup warga dalam mata pencaharian.
“Bukan dari hasil angka belaka. Untuk itulah, Desa Jambu Baru merupakan salah satu desa yang penduduknya mempertahankan kawasan wilayahnya dari ekspansi perkebunan kelapa sawit,” lanjutnya.
Diakui Nasrullah, berbagai cara dilakukan perusahaan agar bisa beroperasi namun tetap ditolak oleh warga. Ada berbagai alasan penolakan tersebut. Pertama, pengalaman desa lain yang tidak menguntungkan warga termasuk pengalaman gagalnya lahan gambut sejuta hektar.
“Kedua, lahan yang akan dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit secara ekonomis masih lebih menguntungkan warga dengan mencari purun, galam, sumur ikan dan sebagainya,” tandasnya.(*)
Editor : Febrian Putra
Kabupaten Barito Kuala purun kayu galam perkebunan sawit sumur ikan desa jambu baru kearifan lokal kebutuhan ekonomi
Artikel Terkait