Salah satu sorotan dalam bazar tahun ini adalah Stand Kalimantan Selatan yang menampilkan produk-produk kerajinan dan kuliner hasil karya pelaku industri kecil, terutama UMKM perempuan.
Mulai dari Sasirangan, wadai Banjar, hingga souvenir kerajinan tangan, semuanya menarik perhatian pengunjung internasional. Banyak dari produk tersebut dibuat oleh kelompok perempuan perajin yang selama ini didampingi oleh Pemprov Kalsel.
“Momentum seperti ini penting karena memberikan panggung internasional bagi para perempuan perajin Banua,” ujar salah satu panitia lokal.
Selain menampilkan 225 bisnis stall dan 41 stall kedutaan, Bazar Amal WIC juga menggalang dana untuk mendukung berbagai program pendidikan dan sosial di Indonesia. Kolaborasi antara negara-negara peserta memperkuat pesan bahwa kepedulian sosial dapat menyatukan perbedaan budaya.
Kalsel memanfaatkan momentum ini tidak hanya untuk memperkenalkan kekayaan budaya dan pariwisata, tetapi juga untuk menunjukkan kontribusi daerah dalam kerja-kerja sosial berskala global.
Dengan tiket masuk Rp25.000, masyarakat dapat menikmati ragam budaya dunia sekaligus ikut berkontribusi pada kegiatan amal tahunan yang telah berlangsung selama lebih dari lima dekade ini.
Bazar Amal WIC 2025 diharapkan terus menjadi ruang bagi perempuan untuk menyalurkan kepedulian, memperluas jejaring, serta mendorong pemberdayaan sosial yang lebih inklusif.
Bagi Kalimantan Selatan, partisipasi sebagai tuan rumah utama menjadi bukti bahwa daerah dapat berperan strategis dalam gerakan sosial internasional.
Editor : Rizqa Leony Putri
Artikel Terkait