Pabrik ini nantinya akan memproduksi biodiesel dan juga minyak goreng, dengan kapasitas produksi 60 ton per jam dengan memerlukan sekitar 1.600 ton/hari tandan buah segar (TBS). Untuk memenuhi bahan baku pabrik biodiesel tersebut, sekitar 30 persen akan diperoleh dari petani lokal, sisanya dipasok minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dari luar daerah.
"Oktober 2021 rencananya pabrik tersebut akan mulai beroprasi," ujarnya.
Dikatakan, pabrik tersebut merupakan pabrik biodiesel terbesar dari empat pabrik lainnya yang ada di Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan juga Sulawesi.
"Adapun pasar hasil produksi biodiesel nantinya akan diserap Pertamina," katanya.
Editor : Nani Suherni
Artikel Terkait