BANJARMASIN, iNews.id - Satu mata pelajaran tatap muka di sekolah, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan hanya 25 menit. Total seluruhnya belajar tatap muka tiga jam dari pukul 08.00 hingga 11.00 WITA.
"Satu mata pelajaran hanya 25 menit dari waktu normal 45 menit. Perbelajaran tatap muka ini benar-benar dibuat seefektif mungkin sehingga siswa tidak terlalu lama berada di sekolah," kata Kepala SMPN 7 Banjarmasin, Kabul, Senin (16/11/2020).
SMPN 7 Banjarmasin menjadi satu dari empat SMP yang memutuskan menggelar pembelajaran tatap muka dalam program simulasi yang mendapat persetujuan Dinas Pendidikan. Tiga sekolah lainnya, yakni SMPN 10, SMPN 12 dan SMPN 31 Banjarmasin.
Kabul mengakui, protokol kesehatan menjadi hal utama yang benar-benar diperhatikan selama proses pembelajaran di sekolah. Ketika masuk pintu gerbang sekolah, siswa dan guru dicek suhu tubuh dan diwajibkan mencuci tangan. Ruang kelas pun hanya diisi sepertiga dari jumlah siswa yang setuju mengikuti pembelajaran tatap muka.
"Jadi misal ada 32 siswa dalam satu kelas dan yang setuju 30 orang, maka kami bagi 3 kelompok belajar masing-masing 10 siswa. Untuk hari Senin absen 1 sampai 10, hari Selasa absen 11 sampai 20 dan hari Rabu absen 21 sampai 30. Berikutnya Kamis kembali ke absen 1 sampai 10 dan seterusnya. Sehingga dalam satu minggu setiap siswa hanya mengikuti dua kali pertemuan di sekolah," ucapnya.
Kabul mengungkapkan, kebijakan pembelajaran tatap muka berdasarkan hasil jajak pendapat orang tua siswa yang mana 543 dari 662 orang atau 82,40 persen menghendaki sekolah dibuka. Bahkan, dari 116 orang tua yang sebelumnya tidak setuju, lebih dari 20 orang hari ini merubah keputusannya menjadi setuju.
"Tatap muka ini sejatinya hanya sepertiga dari jumlah pertemuan perminggunya. Jadi dua pertiga tetap belajar di rumah atau secara daring," katanya.
Sementara itu, Wali Kelas VII C SMPN 7 Banjarmasin Rusdiana mengakui pembelajaran tatap muka menjadi semangat baru di tengah dinamika belajar daring yang banyak tantangan dan hambatannya.
Belajar di kelas dimanfaatkan siswa untuk dapat bertanya hal-hal yang tak dimengerti selama belajar daring.
"Anak-anak terlihat sangat senang begitu juga kami guru-guru menyambut positif belajar di sekolah ini. Interaksi di kelas ini sangat dirindukan. Namun tentunya kita tetap harus mengikuti kebijakan pemerintah terkait pandemi Covid-19," kata guru mata pelajaran Bahasa Indonesia ini.
Editor : Faieq Hidayat
Artikel Terkait