JAKARTA, iNews.id - Perbedaan Suku Dayak dan Suku banjar yang merupakan dua di antara lima suku asli di Pulau Kalimantan. Sejak zaman dahulu, telah terjadi hubungan persaudaraan dan ikatan kekeluargaan serta toleransi yang tinggi antara kedua suku di Pulau Borneo tersebut.
Dikutip dari berbagai sumber, Suku Banjar punya pertalian darah dan kebudayaan dengan Suku Dayak, terutama Maanyan, Ngaju dan Bukit (Banjar arkhais). Namun keduanya memiliki sejarah yang berbeda dalam proses pembentukan identitas, baik dalam hal politis, sosio-kultural dan agama.
Untuk mengetahui perbedaan kedua suku ini, maka lebih dahulu dibahas asal usulnya. Suku Dayak merupakan suku asli Kalimantan yang memiliki populasi dan dominasi terbesar.
Suku Dayak tersebar di lima provinsi yang ada di Pulau Kalimantan, yakni Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Berdasarkan data dari sensus penduduk, Suku Dayak memiliki jumlah penduduk sebanyak 3.400.000 jiwa.
Pada awalnya, nama Suku Dayak diberikan penjajah Belanda yang menempati Pulau Kalimantan saat ekspansi di Pulau Borneo. Suku Dayak merupakan suku pedalaman yang tinggal dekat aliran sungai di dalam hutan.
Karena itu, banyak suku Dayak yang dikenal dengan kebudayaan maritim atau bahari karena mereka memiliki pekerjaan untuk nelayan di huluan sungai dalam mencari bahan baku makanan.
Menurut sejarah, suku ini pernah mendirikan suatu kerajaan yang akhirnya dikalahkan kerajaan Majapahit. Ketika situasi kerajaan terpecah belah, banyak suku Dayak yang kemudian mengenal agama, seperti Islam sehingga mereka lepas dari adat dan budaya Dayak dan membentuk suatu koloni baru, menjadi suku Melayu dan Banjar.
Namun masih ada banyak suku Dayak yang mengimani kepercayaan dan adatnya, kemudian kembali menempati wilayah kekuasaannya yakni di pedalaman hutan dan aliran sungai di Kalimantan.
Suku Dayak ini dikenal akan keberanian, ulet, tangguh, berani dan gigih. Mereka bisa survive di alam terbuka di pedalaman hutan Kalimantan, tanpa mengenal teknologi dan mereka memanfaatkan alam sebagai penopang agar bisa bertahan hidup.
Karena itu, Suku Dayak sangat mencintai alam dan menganggap alam sebagai tuhan yang memberikan mereka sumber kehidupan.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait