Terkenal Mistis, Makam Nyai Ronggeng Tak Pernah Sepi Sajen
MEDAN, iNews.id - Nama Nyai Ronggeng sudah tidak asing lagi di telinga warga Indonesia. Semasa hidupnya dia dikenal cantik.
Namun, siapa sangka jika makam Nyai Ronggeng di Dusun 16 Desa Kolam, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara (Sumut) juga tak pernah sepi dari sajen.
Kuburan keramat itu, lumayan jauh dari permukiman warga sekitar. Untuk dapat menuju ke lokasi, pengunjung harus melintasi jalan setapak yang cukup sulit dilalui kendaraan roda dua.
Biasanya pengendara menggunakan kendaraannya hanya sampai di lokasi di bawah kelapa sawit milik PTPN 2, yang jaraknya masih jauh dari makam keramat itu. Kemudian mereka harus berjalan kaki ke makam keramat Nyai Ronggeng melalui bedeng-bedeng petak sawah milik warga.
Tetapi, meski demikian, makam tersebut sering diziarahi warga sekitar maupun dari daerah lainnya. Lokasi itu tampaknya tak pernah sepi dari bermacam sajen yang dipersembahkan para peziarah kepada Makam Sinden Nyai Ronggeng.
Konon ceritanya, gadis cantik yang masih berusia belia itu memiliki nama asli, Siti Aminah. Dia sengaja didatangkan oleh Belanda dari Banyumas ke Desa Kolam karena kepiawaiannya menjadi Sinden Ronggeng.
Di daerah ini Nyai Ronggeng menjadi penghibur bagi tuan-tuan Belanda dan kuli kebun dahulu kala. Siasat Kolonial Belanda yang menghibur kuli perkebunan hanyalah akal-akalan. Tujuannya tak lain, agar uang gaji kuli kebun kerap ludes seketika dan mereka akhirnya tetap terikat dengan kontrak perkebunan.
Akibatnya, para kuli Belanda itu hidupnya melarat karena habis digunakan untuk menyaksikan hiburan yang berbau erotis.
Tarian Ronggeng dikenal lahir dari kisah kebencian selangit Dewi Rengganis pada sekalangan lelaki itu diperagakan Nyai Ronggeng dengan meliuk-liukkan bokongnya serta kemolekan tubuhnya di hadapan penggemarnya di daerah perkebunan milik Belanda itu.
Tarian ronggeng merupakan mitos hidup dari Tanah Sunda lahir dari rahim bernama dendam kesumat tak nyana membuat tak sedikit penari ronggeng akhirnya mati secara mengenaskan. Dibunuh lelaki, kemudian mayatnya dibuang jauh-jauh.
Konon menurut satu versi, tragedi itu pun dialami Nyai Ronggeng yang dibunuh mengenaskan dan di kubur jauh dari pemukiman warga di Kampung Kolam.
Kisah dendam berkalang tanah itu akhirnya menumbuhkan mistisisme. Itu terbukti dari banyak perempuan muda yang sering berziarah ke makam Nyai Ronggeng. Di situ mereka memohon bermacam-macam.
Kebanyakan memohon agar dirinya bisa tenar dan cantik seperti Nyai Ronggeng semasa hidupnya menjadi idola kaum lelaki. Roh Nyai Ronggeng juga masih dipercaya sering gentayangan di sekitar lokasi kuburan keramat tersebut.
Di samping kuburannya terdapat batu besar yang diyakini sebagai tempat petilasannya semasa hidup Nyai Ronggeng dalam mengisi parewangan yang mengikuti tubuhnya. Kini makamnya dijadikan tempat meminta.
Uniknya, meskipun tidak ada warga di sana, di pekarangan itu sengaja dibangun musala dan toilet. Namun lokasi di sekitar kuburan itu tetap terasa menjadi tempat angker.
Bulu kuduk terasa merinding, seolah pertandaroh penari ayu itu menyambut kedatangan penulis. Belum lagi hamparan sawah yang dulunya lokasi makam itu dikelilingi perkebunan menambah seramnya wilayah makam wanita malang nan cantik itu.
Kisah mistis pun cukup sering dialami warga sekitar Irin (67), salah seorang petani tidak jauh dari lokasi, menceritakan beberapa kisah kekeramatan yang dialaminya di sekitar kuburan keramat Nyai Ronggeng.
Konon katanya, mereka justru tidak merasa heran, jika ada hal-hal peristiwa yang aneh di luar nalar pikiran yang terjadi di lokasi makam. Peristiwa tersebut sudah terbiasa sejak dari orang-orang terdahulu di sana.
"Cerita mistis sudah biasa kami alami, sejak dari orang-orang tua di sini. Pokoknya banyak kejadian aneh-aneh di sini tak boleh takabur," kata Irin memulai ceritanya.
Menurutnya, kekeramatan makam Nyai Ronggeng sudah cukup terkenal di daerah mereka. Untuk petani di sana tidak mau gegabah jika ada peristiwa aneh yang mereka alami.
Sebab, mereka terbiasa mengalaminya, seperti peristiwa yang kerap terjadi tiba-tiba pada pukul 11.00 WIB, muncul aroma wangi khas masakan dari arah makam.
Seketika itu pula, petani sudah mengerti pertanda mereka memilih beristrahat sejenak. Diyakini bau tersebut berlangsung karena ada hajatan besar dari makhluk kasat mata di makam Nyai Ronggeng.
"Kalau sudah ada aroma wangi masakan itu, kami istrahat kerja. Kalau dicaripun siapa yang memasak yang mengeluarkan aroma itu tidak akan ketemu. Karena warga lain tidak ada di sini. Kami yakin dari sana," ucapnya.
Mereka juga memiliki aturan, tidak mau membunuh binatang seperti burung dan ular di daerah itu. Walaupun mereka menjumpai ular yang berukuran besar, warga yang bertani di sana memilih membiarkannya, hingga pergi begitu saja.
Irin mengatakan, sejak dirinya masih kecil sudah biasa mendengar cerita gaib yang terjadi di lokasi pemakaman Nyai Ronggeng. Sebelum Kampung Kolam seramai yang sekarang,pada pukul 00.00 WIB dini hari,
sesekali sayup-sayup masih terdengar suara alunan gemelan yang biasanya mengiringi sinden. Asal suara itu pun tidak akan pernah ditemukan.
Sementara itu, Joko seorang pemancing ikan di daerah itu mengaku pernah mendatangi makam Nyai Ronggeng bersama seorang rekannya sesama pencari ikan pada pukul 12.00 WIB.
Niat mereka ingin melihat-lihat serta ingin beristrahat di makam keramat itu. Begitu mereka sampai di lokasi langsung mengucapkan salam.
Alangkah mereka terkejutnya, tiba-tiba ada suara yang menyambut kedatangan mereka dengan mengatakan, "mau ngapain kalian di sini," spontan kedua pemancing itu bingung dan takut.
Mata mereka melotot karena tidak ada wujud orang yang berbicara menyambut mereka. Bulu kuduknya langsung merinding, karena tidak seorang pun ada manusia di lokasi itu.
Mereka tidak mampu berbalik arah karena di bawah ketakutan. Dengan gemetar keduanya perlahan mundur seraya meninggalkan lokasi.
"Sejak itu kami tidak mau mendekat ke makam. Biarpun kami selalu memancing disekitar sini, kami kapok kesana," kata Anto yang diamini rekannya.
Sejak peristiwa itu, Anto memilih hanya berani memancing sekitar 800 meter jaraknya paling dekat dari makam. Keduanya menghindar mencari ikan dari sebuah irigasi yang cukup dekat dengan pekarangan makam keramat tersebut.
Editor: Nani Suherni