Stok Oksigen Terbatas, Kalsel Tunggu Kiriman dari Provinsi Lain
BANJARMASIN, iNews.id - Stok oksigen di Kalimantan Selatan (Kalsel) terbatas karena tingginya kebutuhan. Saat ini Pemerintah Kalsel masih menunggu kiriman oksigen dari provinsi lain.
“Jadi kebutuhan oksigen di Kalsel masih tergantung di Bontang Provinsi Kalimantan Timur dan hanya mampu memasok 20 ton per hari,” ucap Ketua satuan gugus tugas (Satgas) Oksigen Kalsel, Subchan, dikutip dari portal resmi Pemprov Kalsel, Jumat (20/8/2021).
Selain itu, di kota Balik Papan pada umumnya permintaan oksigen juga cukup tinggi, sehingga saat ini tiap tiga hari, Kalsel baru mendapatkan pasokan dari Bontang hanya 10 iso tank. Pemasok oksigen reguler dari dua vendor di Surabaya, hanya mampu 15 iso tank.
“Kebutuhan oksigen dengan kondisi di PPKM level 4, kita membutuhkan pasokan oksigen sekitar 20 ton satu hari atau satu iso tank,” katanya.
Namun, beberapa hari yang lalu tepatnya tanggal 17 Agustus Kalsel mendapat tambahan 4 iso tank dari kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Kemudian Kalsel kembali mendapat pasokan iso tank dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia sebanyak 20,5 ton liquid dan 200 tabung berisi oksigen dan juga ventilator penyambung.
"Tanggal 20 (Agustus) dapat pasokan iso tank dari Kemenkes sebanyak 20 ton dan akan dibagi dengan Provinsi Kalteng, masing-masing mendapat 10 ton iso tank,” ucapnya.
Oleh karena itu dari tambahan oksigen yang diterima saat ini, Kalsel masih perlu adanya tambahan tujuh sampai delapan iso tank per bulan dan pihaknya akan terus berupaya untuk memenuhi kekurangan oksigen tersebut.
“Kami mohon ada tambahan untuk Kalsel, karena Kalsel geografisnya sangat tidak memungkinkan karena kita tergantung sungai,” ujarnya.
Apalagi kapal yang digunakan untuk membawa oksigen tidak bisa masuk ke pelabuhan disebabkan draft air yang hanya 5 meter, sementara draft kapal 6 meter.
“Ini kendala yang harus kita hadapi. Sedangkan mengambil di kendari membutuhkan 15 hari. Tapi alhamdulillah minggu ini untuk pasokan oksigen sudah agak mendingan,” katanya..
Editor: Nani Suherni