Pelaut Asal Indonesia di Taiwan Tak Terima Gaji dari Majikan

BEIJING, iNews.id - Sebanyak 33 pelaut asal Indonesia telantar di Taiwan selama berbulan-bulan. Beberapa pelaut juga tidak menerima gaji dari majikan selama proses kepulangan ke Indonesia.
Namun, selama masa itu pula mereka mendapatkan bantuan kebutuhan sehari-hari dari KDEI Taipei.
"Kami delapan kru bergabung dengan MV Shunda sejak November 2019. Gaji kami selalu digantung. Kami dapat bantuan makanan dari KDEI melalui coastguard dan gaji kami sempat dibayar satu bulan," kata Firman, salah satu pelaut Indonesia dalam keterangan tertulis kepada Antara, Jumat (13/11/2020).
Pemulangan gelombang pertama yang terdiri dari tiga pelaut dilaksanakan pada 14 Oktober 2020. Sisanya 30 orang dipulangkan pada Rabu (11/11).
"Pemulangan mereka terbagi dalam dua gelombang," kata Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei, Budi Santoso.
Menurut Budi, pemulangan gelombang berikutnya akan dilakukan pada 265 November berjumlah 30 orang sesuai dengan kapasitas penerbangan yang diizinkan.
Dia menjelaskan bahwa proses pemulangan pelaut Indonesia membutuhkan waktu yang panjang mulai dari April 2020 sejak pelaporan pertama yang diterima oleh KDEI Taipei.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk memulangkan para pelaut Indonesia dengan melakukan serangkaian pertemuan dan negosiasi dengan berbagai instansi terkait di Taiwan.
"Puncaknya terjadi saat Kementerian Luar Negeri Taiwan memfasilitasi pertemuan dengan berbagai instansi untuk membahas permohonan bantuan kemanusiaan diajukan oleh KDEI Taipei agar pelaut Indonesia diizinkan pulang melalui Taiwan," ujarnya.
Pada 5 Oktober, pemerintah Taiwan secara resmi mengizinkan pelaut berkewarganegaraan asing yang bekerja di kapal-kapal bendera asing (non-Taiwan) dapat direpatriasi melalui Taiwan dengan memenuhi sejumlah persyaratan yang telah ditentukan.
Editor: Faieq Hidayat