5 Pakaian Adat Kalimantan Selatan, Nomor 3 Viral Dipakai Presiden Jokowi
JAKARTA, iNews.id - Pakaian Adat Kalimantan Selatan bisa menjadi rekomendasi Anda saat menghadiri acara bertema kebudayaan. Salah satu pakaian adat Kalimantan Selatan bahkan sempat viral usai dikenakan Presiden Joko Widodo.
Indonesia yang memiliki wilayah kepulauan membuat daerahnya memiliki budaya yang berbeda-beda. Selain bahasa dan kebiasaan, pakaian adat di setiap daerah pun memiliki kekhasannya.
Tampilan babaju kun galung pacinan masih ada sentuhan budaya Tiongkok dan Timur Tengah. Hal tersebut erlihat pada rupa busana adat ini.
Pakaian adat pengantin pria berupa baju gamis dan jubah pedagang Gujarad. Ini juga jadi salah satu bukti jika para pedagang itu yang datang ke Indonesia di masa lampau.
Kemudian kopiah yang dikenakan pengantin pria itu dililit dengan sorban atau tanjak laksamana. Bunga melati juga berupa ronce juga melingar di leher pengantin pria.
Sedangkan pada pakaian adat pengantin perempun berupa kebaya. Biasanya warna yang digunakan yakni keemasan dengan dengan lengan panjang bergaya cheong sam.
Kesan mewah juga diperlihatkan dari payet yang terpasang di kebaya dengan bentuk bunga teratai.
Tampak mewah karena dilengkapi dengan jahitan payet dengan benang berwarna emas. Payet-payet tersebut membentuk bunga teratai. Sementara di bagian rok pengantin perempuan dihiasi manik-manik.
Mahkota yang terpasang di pengantin perempuan berhiaskan permata, dengan kembang goyang dan tusuk konde. Uniknya, tusuk konde tidak boleh sembarangan, melainkan berbentuk huruf Lam dalam bahasa Arab dan burung Hong.
Pakaian adat Kalimantan Selatan selanjutnya yakni Bagajah Gamuling Baular Lulut. Seperti pengantin Jawa, pengantin tidak tidak mengenakan baju atau telanjang dada.
Namun, pengantin pria memakai aksesoris kalung samban, ikat pinggang dan penutup kepala. Sementara di bagian bawah, pengantin pria mengenakan celana dengan panjang di bawah betis. Celana itu juga dibalut dengan kain panjang yang motifnya halilipan untuk rok.
Biasanya, warna yang dikenakan dalam pakaian adat ini selalu terang yakni kuning atau keemasan.
Bagi pengantin perempuan, bajunya akan dipenuhi payet di bagian leher hingga dada. Payet juga terlihat terpasang di bagian bawah baju. Sementera untuk bawahnya, pengantin perempuan menggunakan kain bermotif halilipan juga. Untuk mahkotanya hampir sama dengan pengantin pria. Bedanya terletak pada konde, mahkota, kembang goyang dan kuncup melati.

Pakaian adat Kalimantan Selatan selanjutnya yakni yang sempat viral pada tahun 2021 tepatnya di Hari Lahir Pancasila pada tanggal 1 Juni. Baju adat Tanah Bumbu ini dikenakan Presiden Joko Widodo.
Diketahui jika baju ini merupakan busana masyarakat Pagatan, sebuah kelurahan di Kabupaten Tanah Bumbu yang mayoritas penduduknya suku Bugis. Baju adat ini menggunakan kain tenun Pagatan yang dipakai sebagai sarung dan laung atau penutup kepala.
Menurut sejarah, sarung tenung Pagatan hanya dipakai oleh bangsawan suku Bugis. Setiap yang melekat pada pakaian adat ini memiliki filososif.
Rinciannya, sarung bermakna manusia terampil dan pekerja keras. Kemudian Laung sebagai kewibawaan dan keperkasaan. Selanjutnya bagian dalam baju yang disebut teluk bahana merupakab simbol Nusantara yang agamis.
Bagian luar baju disebut cekak musang tanpa kancing memiliki makna tingginya budi pekerti dan menghargai perbedaan. Celana menjadi simbol kesetiaan ada juga ikat pinggang mewakili simbol kesederhanaan. Sementara kembang emas di dada bagian kiri sebagai simbol pemimpin yang bijaksana.

Pakaian adat Kalimantan Selatan ini paling banyak diketahui warga karena sering dipakai saat prosesi pernikaha oleh masyakarat Banjar. Diketahui pakaian adat ini memiliki makna bersinar seperti matahari.
Dari penampilannya, pengantin perempuan memakai baju poko yang berlengan pendek dengan hiasan manik manik dibentuk rumbai. Sementara di bagian dadanya terdapat kida dengan bentuk segi 5.
Untuk pengantin pria biasanya menggunakan kemeja lengan panjang dengan renda di bagian dada. Namun, ada juga pengantin pria juga mengenakan jas tanpa kancing.
Sementara ciri khasnya terlihat pada celana yang dipakai. Celana panjang yang dikenakan itu dibalut dengan motif halilipan pada bagian pinggang. Rupanya, model baju Banjar Baamur Galung Pancaran Matahari mendapat pengaruh budaya Jawa dan Hindu.
Hal ini terlihat dari hiasan bunga mawar dan melati pada aksesoris sebagai pelengkap busanan. Untuk sentuhan Hindu terlihat pada mahkota serta kainnya yang bermotif naga dan kelabang.
Pakaian adat Kalimantan Selatan selanjutnya tak jauh berbeda dengan baju adat Banjar sebelumnya. Bedanya, baju adat ini lebih bernuansa Islami khas Melayu.
Baju yang dikenakan pengantin laki-laki terdiri atas laung tajak siak yang semacam ikat kepala, jam raskop, baju jas tutup model cekak musang atau telung belanga, sabuk atau sarung, dan salawar.
Sementara, untuk pengantin perempuan memakai kebaya panjang. Dipadukan dengan kain panjang atau rok dengan motif serupa dengan kain dikenakan pengantin pria.
Dulu, busana ini dipakai pasangan yang melangsungkan pernikahan. Namun, saat ini sering ditemukan saat acara-acara penting dan kebudayaan.
Editor: Nani Suherni