get app
inews
Aa Text
Read Next : Kepala Desa di Kalsel Ditangkap Polisi terkait Narkoba Jenis Sabu

Hasil Penelitian: Batu Bukit Langara Loksado Kalsel Ternyata Fosil Binatang Laut

Minggu, 23 Januari 2022 - 11:02:00 WITA
Hasil Penelitian: Batu Bukit Langara Loksado Kalsel Ternyata Fosil Binatang Laut
Salah satu bukit kapur di Pegunungan Meratus. (Foto: Antara/Latif Thohir)

BANJARMASIN, iNews.id - Hasil penelitian menyebutkan batu gamping di Bukit Langara berasal dari fosil binatang laut yang membeku. Diperkirakan batu kapur yang berada di Bukit Langara, Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalsel, tersebut tercipta sekitar 180 juta tahun.

"Batu kapur tersebut merupakan yang tertua di wilayah ini," kata Kepala Bidang Air Tanah, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kalimantan Selatan Ali Mustofa.

Menurut dia, batu di Bukit Langara ada sejak zaman kapur, awalnya hanyalah batuan yang terbentuk di laut, hasil pengendapan hewan laut jenis orbitulina. Batu ini sudah terbentuk sejak lempeng benua Australia yang bergerak dan menumbuk lempeng Sunda Land yang sekarang berada di lingkungan bersama dengan ofiolit Meratus.

Ali mengungkapkan, Batu Bukit Langara beda dibandingkan batu gamping di daerah lain, seperti batu gamping di daerah Bajuin, Kabupaten Tanah Laut. Batu Langara dari hasil penelitian geologi justru adalah binatang kerang yang membatu.

"Batuan ini sama persis seperti batu gamping yang ada di Australia, rupanya saat jutaan tahun lalu, batu Australia ini migrasi atau terpental ke Gunung Langara ini," tuturnya.

Batu kerang semacam ini, kata dia, tak mungkin hasil pembekuan kawasan sungai atau kawasan danau, ini pasti dari laut dalam karena berupa kerang. Batu Langara termasuk batu unik dan menarik bagi para peneliti, untuk mengetahui asal muasal bumi sejak ratusan juta tahun yang lalu.

Sekarang Bukit Langara yang ada di desa Lumpangi, Loksado ini sudah menjadi tujuan wisata petualangan terutama oleh kawula muda yang suka mendaki gunung dan berswafoto di puncak bukit.

Hanya saja bagi yang sudah berumur, kalau nekad mendaki maka harus hati-hati. Alasannya, naik ke tebing yang terjal dengan hutan bambu, dan daun bambu yang kering berjatuhan di tanah jika terpijak pendaki bisa jatuh lantaran licin.

Editor: Nani Suherni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut