Anggota DPRD Kalsel Usulkan Tingkatkan Prokes Jadi 10 M

BANJARMASIN, iNews - Anggota DPRD Kalimantan Selatan Athaillah Hasbi berpendapat jika dalam menghadapi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM warga masyarakat provinsinya perlu meningkatkan protokol kesehatan (Prokes) dari 5M menjadi 10M. Apalagi saat ini di Banjarmasin dan Banjarbaru menerapkan PPKM level 4.

"Kalau selama ini penekanannya pada memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas (5M) tambah lagi lima sehingga menjadi 10M," ujarnya, sebelum rapat paripurna DPRD Kalsel, Senin (26/7/2021).

Baca Juga

Polda Malut Gelar Patroli Prokes Datangi Pusat Keramaian di Ternate

Anggota Komisi IV Bidang Kesra DPRD Kalsel yang juga membidangi kesehatan itu menyebutkan tambahan 5M-nya yaitu mengganti baju, meningkatkan imun, menjaga sirkulasi udara, membersihkan lingkungan dan makan-makanan bergizi.

"Jika kita disiplin menerapkan 10M Insya Allah PPKM level 4 atau penyebaran Covid-19 akan benar-benar berhenti, dan kita bebas dari pandemi Covid-19 secepatnya pula. Semoga," ucapnya.

Baca Juga

Mahfud MD : Aksi Demonstrasi Langgar Prokes Ditindak Tegas

Pendapat atau saran wakil rakyat dari Partai Golkar tersebut sehubungan daerah tempat tinggalnya yaitu Kota Banjarbaru dan tempat beraktivitas yakni Banjarmasin status PPKM level 4.

Dia mengharapkan, agar semua lapisan masyarakat sabar dan tabah menghadapi PPKM level 4, serta disiplin mematuhi Prokes dan ketetapan/petunjuk pemerintah.

Baca Juga

4 Pemilik Kafe di Sumbar Jadi Tersangka Pelanggaran Prokes, Terancam 1 Tahun Penjara

"Semua lapisan masyarakat dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) terutama yang berada pada PPKM level 4 seperti Banjarmasin dan Banjarbaru, agar lebih bersatu dan tidak terpecah-pecah sampai kecamatan hingga kelurahan dan desa," katanya.

"Insya Allah dengan visi yang sama untuk menurunkan laju pertumbuhan dan perkembangan kasus Covid-19 akan tercapai, yaitu target memutus mata rantai penyebaran virus yang membahayakan jiwa manusia tersebut," tuturnya lagi.

Editor: Nani Suherni