150 Siswa Sekolah Islam Diculik KKB 

ABUJA, iNews.id – Sebanyak 150 siswa sekolah Islam di Negara Bagian Niger diculik kelompok kriminal bersenjata (KKB), Minggu (30/5/2021). Mereka diduga meminta uang tebusan.

Seorang juru bicara Kepolisian Negara Bagian Niger mengatakan, kelompok bersenjata dengan sepeda motor menyerang Kota Tegina, Daerah Rafi, sekitar pukul 15.00 waktu setempat (21.00 WIB) Minggu. Dia mengatakan, para penyerang menembak membabi buta tanpa pandang bulu dan menculik sejumlah anak di Sekolah Islam Salihu Tanko di kota itu.

Baca Juga

KKB kian Membabi Buta, Culik 150 Siswa Sekolah Islam

Pemilik sekolah, Abubakar Tegina, dalam wawancara lewat telepon kepada Reuters mengatakan bahwa dia menyaksikan serangan itu.

“Saya sendiri melihat antara 20 sampai 25 sepeda motor dengan orang-orang bersenjata berat. Mereka masuk sekolah dan membawa pergi sekitar 150 siswa atau lebih,” kata Tegina, yang tinggal sekitar 150 meter dari sekolah itu.

Baca Juga

KKB Culik 150 Siswa Sekolah Islam, Diduga Minta Uang Tebusan

Tegina menuturkan, ada sekitar 300 murid atau siswa berusia antara 7 dan 15 tahun yang menimba ilmu di sekolah itu. Mereka tinggal di rumah masing-masing dan hanya hadir di kelas saat jam pelajaran.

Untuk sekadar diketahui, sebagian besar siswa yang diculik KKB di Nigeria dalam beberapa bulan terakhir, direnggut para pelaku dari sekolah berasrama.

Baca Juga

Cerita Bupati Puncak Jaya Tangani KKB: Dulu Anak-Anak Lihat Keluarganya Dibunuh

Juru bicara gubernur Negara Bagian Niger mengungkapkan, satu orang ditembak mati KKB saat serangan dan penculikan berlangsung. Sementara, satu orang lagi terluka parah. 

Sebanyak 11 anak yang diculik akhirnya dibebaskan oleh orang-orang bersenjata itu karena korban masih terlalu kecil. Sejumlah penumpang bus di sekitar lokasi kejadian juga diculik, kata jubir gubernur itu.

KKB beraksi kali ini sama dengan yang melakukan serangkaian penggerebekan sejumlah sekolah dan universitas di Nigeria Utara dalam beberapa bulan terakhir. Geng kriminal itu telah menculik lebih dari 700 siswa dan mahasiswa sejak Desember, dengan maksud untuk meminta uang tebusan.

Editor: Nani Suherni