BANJARMASIN, iNews.id - Anggota Tim Pakar Universitas Lambung Mangkurat (ULM) untuk Percepatan Penanganan Covid-19 Bidang Antropologi Nasrullah meminta masyarakat mewaspadai serangan hoaks terkait Omicron. Dia pun berharap pemerintah daerah terus mengedukasi warga.
"Peningkatan kasus Covid-19 akibat varian Omicron diperkeruh penyebaran hoaks, untuk itu masyarakat harus diedukasi terus," katanya, Rabu (9/2/2022).
Menurut Nasrullah, derasnya informasi bohong justru menghambat upaya partisipasi masyarakat dalam pencegahan dan penyembuhan dari Covid-19. Peran serta masyarakat dalam memerangi hoaks sangatlah penting.
"Setidaknya, kita tidak menjadi kelompok orang pertama menyebarkan informasi bohong," katanya.
Diakui Nasrullah, banyak faktor menyebabkan hoaks masih terjadi dan cepat menyebar.
Pertama, faktor kecepatan membagikan dan menerima informasi kepada pihak lain melalui media sosial. Jadi, ada semacam kebanggaan jika lebih awal membagi informasi.
Kedua, rendahnya melek membaca yang berarti menelaah teks atau tontonan yang diterima dan bagian ini tidak hanya kalangan pendidikan bawah seperti tamatan SD tapi juga di kalangan lulusan pendidikan setingkat sarjana.
"Penerima pesan atau informasi dalam bentuk teks, audio atau audio visual cenderung tidak melihat perbandingan informasi," katanya.
Ketiga, kalaupun membaca isi informasi, biasanya terjebak kata viralkan, sebarkan, atau pun kata-kata mengandung istilah agama yang seolah menjadi legitimasi untuk turut menyebarkan.
Nasrullah merujuk situs https://covid19.go.id/p/hoax-buster yang hingga 8 Februari 2022 ada 14 jenis informasi hoaks.
Di antaranya berbunyi “Awas Hoaks Omicron adalah akibat keracunan chemtrail yang disebarkan pesawat” hingga hoaks di daerah yang menasional “Awas Hoaks: Guru Ngaji di Balangan Lumpuh Setelah Divaksin”.
Editor : Nani Suherni
Artikel Terkait