BANJARMASIN, iNews.id - Polda Kalimantan Selatan menurunkan tim untuk menyelidiki gejolak kebutuhan tabung gas elpiji 3 kilogram. Sebab saat ini banyak masyarakat mengeluhkan gas elpiji karena sulit didapat dan harganya melambung tinggi.
"Jangan sampai rakyat menjerit. Kita harus pastikan apa yang sebenarnya terjadi. Kalau memang ada yang bermain segera diproses secara hukum," kata Kapolda Kalsel Irjen Pol Nico Afinta di Banjarmasin, Kamis (17/9/2020).
Untuk itu, dia memerintahkan Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Kalsel dan Polres jajaran segera melakukan pengecekan di lapangan.
"Segera koordinasi dengan Pertamina jumlah yang didistribusikan apakah sesuai kebutuhan masyarakat. Kalau distribusi sudah lancar dan sesuai maka cek dimana mekanisme distribusi yang terhambat atau mungkin ada oknum bermain seperti menimbun dan sebagainya," kata dia.
Diketahui pangkalan LPG 3 kg menjual harga sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yaitu Rp17.500. Warga yang berhak mendapatkannya dijatah hanya bagi pemegang kartu atau warga setempat sesuai domisili terdekat dari pangkalan.
Namun kenyataannya, banyak masyarakat mengeluh tidak bisa membelinya di pangkalan meski warga sekitar. Warga mencurigai ada permainan oknum pangkalan yang menjual ke pengecer dengan harga tertentu untuk mengeruk keuntungan berlipat ganda.
Modus lain dari pengecer yaitu membeli ke masyarakat pemegang kartu. Kemudian menjual kembali gas elpiji 3 kilogram ke pedagang di warung-warung hingga harganya melambung tinggi.
"Kami jual Rp40.000 satu tabung gas elpiji 3 kilogram karena kami juga beli mahal seharga Rp30.000 dari pengecer yang antri di pangkalan. Soalnya mau beli di pangkalan tidak dikasih," kata salah satu pemilik warung Riswan.
Berdasarkan data Pertamina Marketing Operation Region (MOR) VI, distribusi LPG 3 kg di wilayah Kalimantan dilakukan oleh 235 agen dan 10.015 pangkalan. Pada tahun 2019, LPG 3 kg di wilayah Kalimantan terealisasi sebesar 370.812 Metrik ton atau 123.603.929 tabung.
Editor : Faieq Hidayat
Artikel Terkait