BANJARMASIN, iNews.id - Laut Indonesia yang sangat luas dinilai rawan penyelundupan narkoba dari luar negeri. Jaringan narkoba pengedar internasional sering memanfaatkan jalur laut.
"Hingga saat ini jalur laut paling rawan penyelundupan narkoba dari luar negeri. Laut kita begitu terbuka dengan garis pantai yang sangat panjang," kata Kapolda Kalimantan Selatan Irjen Pol Nico Afinta di Banjarmasin, Rab (8/10/2020).
Nico berbagi pengalaman ketika mengungkap masuknya satu ton narkotika jenis sabu-sabu yang diselundupkan dari Guangzhou, China ke Indonesia melalui Dermaga eks Hotel Mandalika, Anyer, Serang, Banten, Ketika itu dia menjabat Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya tahun 2017.
Kemudian pengungkapan penyelundupan 3 kuintal sabu-sabu asal Malaysia pada 6 Agustus 2020 lalu. Saat itu Direktorat Reserse Narkoba Polda Kalsel dibackup Satuan Tugas Khusus Merah Putih Bareskrim Polri dan Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya di jalur Utara Pulau Kalimantan.
Menurut dia, banyaknya pelabuhan "tikus" menjadi sasaran jaringan pengedar melabuhkan narkoba dalam jumlah besar yang masuk ke Indonesia.
Untuk itu, kata dia, diperlukan sinergitas yang solid antara semua unsur TNI-Polri dan stakeholder lainnya dalam upaya pemberantasan peredaran narkoba kelas kakap tersebut.
"Waktu kami ungkap di Banten, kawan-kawan di BNN bersama TNI Angkatan Laut juga menangkap lagi pasokan sabu-sabu dalam jumlah besar di Batam. Inilah bentuk sinergitas hingga berhasil mengungkap satu jaringan internasional," ucapnya.
Editor : Faieq Hidayat
Artikel Terkait