JAKARTA, iNews.id - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf dikabarkan memiliki kedekatan dengan Israel. Isu tersebut menyeruak saat gelaran Muktamar ke-34 NU.
Namun pria yang akrab disapa Gus Yahya ini memilih santai menanggapi isu itu. Dia menyebut isu kedekatan dengan Israel hanya gimmick saat muktamar.
"Kalau soal isu-isu Israel ini kan diangkat memang sebagai gimmick dalam muktamar saja," tutur pria yang karib disapa Gus Yahya saat berbincang dengan MNC Portal di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (30/12/2021).
Menurut Gus Yahya, isu kedekatan dengan Israel muncul pada 2018. Dia pun sudah sering menjelaskan kepada publik. Menurutnya permasalahan antara Israel-Palestina tak akan dimasukinya jika sudah menyentuh ranah politik.
Saat menjabat sebagai Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Gus Yahya pernah hadir dalam konferensi tahunan Forum Global AJC (Komite Yahudi Amerika) pada 10 hingga 13 Juni 2018.
"Ini kan soal lama, sudah dari tahun 2018, saya sudah berbusa-busa ngomong sejak waktu itu. Saya tidak mau masuk ke dalam ranah politik, saya ingin bicara dimensi agama dari problem-nya," katanya.
Dia menilai, akar dari sentimen masalah yang terjadi antara Israel-Palestina adalah soal agama. Kedua agama saling mengutarakan kebencian.
"Bahkan orang Indonesia ini yang mungkin kenal seorang Yahudi pun tidak ikut-ikut membenci Yahudi karena alasan agama. Karena ya alasan kalau membenci Yahudi itu dapat pahala, kalau enggak membenci yahudi kafir, ada mindset seperti itu," ujar kakak kandung Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas ini.
"Begitu pula sebaliknya, ada kalangan yahudi yang merasa ras mereka yang paling (tinggi), kalau yang lain adalah ras manusia yang di bawahnya. Masalah-masalah ini yang saya masuk di dalamnya," tuturnya.
Gus Yahya mengatakan telah banyak berkomunikasi dengan pemimpin-pemimpin dari beragam agama, seperti Yahudi, Kristen soal permasalahan teologi masing-masing agama. Menurut dia, seluruh umat beragama harus memiliki fungsi untuk mendorong harmonisasi peradaban.
Editor : Reza Yunanto
Artikel Terkait