BANJARMASIN, iNews.id - Kearsipan di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) terancam tidak terurus dengan maksimal. Penyebabnya, sumber daya manusia (SDM) kearsipan mulai langka di provinsi ini.
“Saat ini, kita hanya memiliki lima arsiparis. Itu pun, Agustus nanti satu orang pensiun sehingga nantinya hanya sisa empat orang,” kata Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Dispersip) Kalsel, Nurliani Dardie, Senin (18/5/2020).
Padahal, menurut Nurliani Dardie yang akrab disapa Bunda Nunung ini, tugas mereka sangat banyak dan berat. Mereka harus membina dan mengawasi 13 Lembaga Kearsipan Daerah (LKD) kabupaten/kota. Kemudian membina Unit Kearsipan seluruh SKPD lingkup Provinsi, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), ormas dan orpol di daerah.
Menurut Bunda Nunung, dirinya sudah menyurati Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kalsel, untuk meminta penambahan ASN Jabatan Fungsional Arsiparis.
“Kami juga menyampaikan secara lisan ke BKD Kalsel, agar segera ada solusi mengatasi kekurangan SDM kearsipan ini. Kami berharap, permintaan ini ditanggapi serius bukan sekedar angin lalu,” ujar Bunda Nunung.
Meski demikian, di tengah keterbatasan ini, jajaran Dispersip Kalsel terus bergerak bersinergi untuk meningkatkan kuantitas maupun kualitas SDM serta sarana prasarana bidang kearsipan. Apalagi, Pemprov Kalsel sudah menggaungkan Gerakan Sadar dan Tertib Arsip sejak 2019 lalu.
Bahkan, Dispersip Kalsel berhasil mengantarkan Gubernur Sahbirin Noor mendapat penghargaan ANRI Award di penghujung Februari 2020 lalu di Surakarta.
Hari ini bertepatan dengan Hari Kearsipan Nasional yang diperingati setiap tanggal 18 Mei sejak 1971. Tahun ini, 42 tahun sudah usia kearsipan nasional. Peringatan Hari Kearsipan Nasional tahun ini, bertemakan Refleksi 42 tahun Kearsipan, Kita Tingkatkan Jiwa Korsa Pegawai Negeri Sipil Arsip Nasional Republik Indonesia untuk mencapai kinerja yang optimal.
Editor : Abay Fadillah Akbar
Artikel Terkait